Selasa, 17 November 2009

Misteri Ayat Al Quran Dengan Gempa Padang

Misteri Ayat Al Quran Dengan Gempa Padang

Fatwa MUI Sumbar H Gusrizal Gazahar Lc menegaskan, umat jangan memaksakan kejadian yang terjadi di muka bumi Allah, dengan penomoran ayat dalam al Quran. "Makna ayat dalam al Quran, sudah tentu benar. Akan tetapi, menghubungkan penomoran al Quran dengan peristiwa yang telah terjadi, merupakan sikap mengada-ada. Jika dibiarkan berlarut, akan berkembang ke hal yang tak baik dan bisa jatuh pada perbuatan yang dilarang oleh Allah. Jangan dipaksakan seperti itu," ungkap Gusrizal.

Gusrizal dimintai tanggapannya, seputar banyaknya beredar pesan singkat (SMS) melalui telepon seluler yang isinya, mengait-ngaitkan waktu kejadian gempa Rabu (30/9) di Sumbar dan Kamis (1/10) di Jambi, dengan apa-apa yang telah dijelaskan Allah dalam al Quran.

"Tak bisa dipaksakan pemahaman antara waktu kejadian gempa, dengan penomoran surat dalam al Quran. Sebab, di masing-masing daerah, penomoran surat ini tak sama," tegas Guzrizal

Gempa dengan kekuatan 7,9 SR di Sumbar, kejadiannya disebutkan sekitar pukul 17.16. Gempa susulannya terjadi pada pukul 17.58. Keesokan harinya, 1 Oktober, gempa berkekuatan 7 Skala Richter kembali menggoyang Jambi dan sekitarnya sekitar pukul 08.52.


"Penentuan waktu kejadian ini, apakah telah sama untuk semua lembaga. Kemudian, apa yang menjadi titik acuannya," tegas Gusrizal

Jika kita simak waktu gempa ini, dia akan menuntun kita pada QS. Al Israa’ (17) ayat 16. Dalam ayat ini dijelaskan, “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.”

Kemudian, gempa susulan 17.58 bisa dikaitkan dengan QS. Al Israa’ ayat 58 yang artinya “Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz).”

Selanjutnya, gempa susulan di Jambi pada 8.52 yang bisa dirujuk dengan QS. Al Anfaal: 52 yang maknanya; “(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Amat Keras siksaan-Nya.”

Fakta ini, menurut Gusrizal, tak bisa dikaitkan semudah itu saja. Sebab, musibah-musibah yang dialami boleh jadi merupakan Ujian bagi keimanan dan kesabaran seseorang karena ini merupakan keniscayaan dalam hidup (QS Al-Ankabut: 2-3). Selain itu, boleh jadi juga bencana sebagai cara yang ditempuh Allah guna pengampunan dosa (QS Al Imran 140-141).

Bagi umat yang awam, sebut Gusrizal, tak dituntut untuk bisa memahami al Quran sendiri. Sebab, penjelasan al Quran itu dijelaskan oleh al Quran itu sendiri, melalui sunnah dan pemahaman melalui ulama. "Khusus bagi umat yang awam, silahkan bertanya ke ulama, jangan ditelan mentah-mentah apa yang beredar," harapnya.



1 komentar:

Cara Menghilangkan Bau pada Bak Sampah dengan STARBIO Plus mengatakan...

terimakasih banyak infonya menarik sekali
bermanfaatserta menambah wawasan.sukses terus

Posting Komentar

Gunakan Name/URL, Agar Ada Linknya